Memahami Tentang Warna dan Makna Warna
Apa Itu Warna ?
Warna merupakan kompenan cahaya (spektrum eletromagnetik) yang direspon oleh mata dan ditangkap sebagai warna yang dikenali oleh mata manusia. Sebagai salah satu elemen dalam sebuah komposis. Warna memiliki peran penting yang dapat mempengaruhi pembentukan persepsi pengamat. Persepsi mengenai warna dipengaruhi oleh latar belakang induvidual pengamat yang meliputi karakter induvidu, latar belakang sosial budaya maupun kemampuan induvidu dalam menagkap warna-warna tersebut.
Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.
Sajidman Ebdi Santoyo (2005, hlm 9) mendefinisikan warna secara fisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Terdapat tiga elemen penting dari pengertian warna. Unsur tersebut ialah benda, mata, dan unsur cahaya.
Secara umum pengertian warna dapat didefinisikan sebagai unsur cahaya yang dipantulkan dari sebuah benda. Kemudian diinterpretasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut. Selain itu permukaan benda yang dipantuli cahaya juga dapat dipengaruhi pigmen warna, baik secara alami maupun rekaan manusia (cat).
Teori Warna dari Para Ahli
- Teori menurut Newton
Mengenai keberadaan warna secara ilmiah dimulai dari temuan Sir Isaac Newton yang dijelaskan didalam bukunya 'Optics' (1704). dia mengungkapkan bahwa warna itu terdapat dalam cahaya. cahayalah yang menjadi sumber warna bagi setiap benda. asumsi itu berdasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen. dalam sebuah ruang gelap, seberkas cahaya putih matahari yang disorotkan melalui lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. ternyata cahaya putih matahari yang tampak tidak berwarna bagi mata kita itu sebtulnya berwarna, ketika dipecahkan oleh prisma menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak seba
gai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Susunan tersebut kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya terbut kembali menjadi cahaya putih. Dengan demikan, cahaya putih tersebut sesungguhnya adalah gabungan cahaya berwarna di dalam spektrum.
2. Teori menurut Young dan Helmholzt
Thomas Young adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang pertama kali memberi dukungan yang masuk akal terhadap pernyataan Newton tentang teori warna. Asumsi Sir Isaac Newton tentang penglihatan, cahaya dan keberadaan warna-warna benda diuji kembali. Young membenarkan beberapa asumsi- asumsi Newton, namun Young menolak pernyataan Newton yang menyatakan bahwa mata memiliki banyak reseptor untuk menerima bermacam varian warna. Tahun 1801 Thomas Young mengemukakan hipotesa bahwa mata manusia hanya memiliki tiga reseptor (penerima) cahaya, yaitu reseptor yang peka terhadap cahaya biru, merah dan hijau. Seluruh penglihatan warna didasarkan pada tiga reseptor tersebut. Sayangnya Young hampir tidak melakukan eksperimen apapun untuk membuktikan pernyataannya.
Seorang ahli optik Jerman Hermann von Helmholtz menjelaskan dan menghidupkan kembali kebenaran hipotesa Young. Hasil usaha bersama itu kemudian terkenal dengan “Teori Young-Helmholtz” atau “Teori Penglihatan Tiga Warna”. Teori tersebut juga biasa disebut “Teori Tiga Reseptor”. Melalui ketiga reseptor, kita dapat melihat semua varian warna dan membeda- bedakannya. Jika cahaya menimpa benda, maka benda tersebut akan memantulkan salah satu atau lebih cahaya yang ada di dalam spektrum. Ketika cahaya yang dipantulkan tersebut sampai ke mata, maka reseptor- reseptor pada mata akan terangsang. Bisa jadi hanya salah satunya, dua, atau ketiganya sekaligus. Jika cahaya biru sampai ke mata, maka reseptor yang peka terhadap birulah yang akan terangsang, sehingga warna yang tampak adalah biru. Jika reseptor hijau yang terangsang, maka warna hijau yang tampak, dan saat reseptor merah yang terangsang maka warna yang tampak adalah merah.
3. Teori menurut Pra Newton
Aristoteles berpendapat bahwa terang dan gelap bila berpadu dapat menghasilkan warna. bahkan pemikir hebat Aristoteles saja terkecoh oleh gelap dan terang. francois d'agulion's (1613) mencetuskan teori pencamuran warna. dalam teorinya warna putih dan hitam adalah warna primer, merah, kuning, dan biru adalah warna dengan kedudukan yang tinggi. Disini juga dapat dicermati pendapatnya mengenai hitam dan putih adalah warna masih terbelenggu oleh kebiasaan gelap terang dan warna. hitam putih bukanlah warna, melaikan varian gelap terang (value).
Makna Warna
Warna adalah elemen yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, perkembangan dan kemajuan teknologi, serta unsur adiktif sebagai warna cahaya yang disebut spektrum dan subtraktif, sebagai warna bahan yang disebut pigmen atau warna yang terdapat pada material. Warna juga memiliki falsafah, simbol, dan emosi yang berkaitan dengan penafsiran makna dengan warna tertentu sebagai bentuk dari psikologi warna. Perkembangan ini berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu tentang warna dalam bidang filsafat, kesenian, keagamaan, kepribadian, semiotika, dan harmeneutika atau penafsiran. Warna merupakan unsur dari seni rupa seperti garis, bentuk, tonalitas, pola, teksture.
Dalam seni visual (seni rupa, fotografi, film), warna menjadi karakter yang menandai identitas jenis atau genre sebagai pembeda keterangan karakterisasi waktu atau masa. warna juga hadir sebagai kekuatan yang lahir dari kecenderungan unsur warna cahaya, sehinga akan mendapati suasana dingin melalui warna biru kebiruan dan suasana panas dari warna merah dan oranye.
1. Persepsi Dan Psikologi Warna
Penglihatan dan Psikologi warna merupakan langkah untuk dapat merespon terhadap rangsangan visual cahaya. respon terhadap rangsangan tersebut kita pahami sebagai sensasi terhadap reseptor cahaya yang merupakan pondasi dasar persepsi.
Persepsi
dicapai dengan membandingkan sebuah
informasi yang sudah diketahui. “Ada dua jenis
sel fotoreseptor di mata manusia yaitu batang
dan kerucut. Keduanya mengubah cahaya
menjadi sinyal saraf. Batang disesuaikan dengan
kondisi cahaya rendah dan tidak peka terhadap
warna, kerucut berfungsi paling baik di siang
hari dan sangat sensitif terhadap warna
Kepentingan psikologi warna dalam kehidupan
manusia menjadi satu hal yang sangat menarik,
ada ruang ketidaksadaran dan ruang kesadaran
dari seseorang terhadap warna. Mengenali
situasi keberadaan warna tidaklah mudah, hal ini
dikarenakan ketidakpedulian ataupun anggapan
dari faktor kebiasaan memperhatikan, mengamati
dan merasakan
Psikologi warna merupakan cabang ilmu psikologi
yang mempelajari warna sebagai faktor yang ikut
memengaruhi perilaku manusia. Warna dapat
memengaruhi persepsi dan kemudian menjadi
proses penilaian terhadap kedekatan logika
yang terasosiasi pada unsur-unsur persamaan
pemaknaan. Hal ini sebagai rangsangan daya
tarik visual untuk meningkatkan hasrat, rasa
dan emosi seseorang agar terjadi pembentukan
suasana hati atau mood. Kekuatan warna dapat mencitrakan situasi dan
kondisi sebagai upaya terbentuknya persepsi yang
melahirkan ungkapan pikiran secara spontan
2. Keberadaan Warna Dalam Seni Dan Teknologi
Ekspresi estetika warna mengacu pada makna
yang berasal dari penggunaan warna intrinsik
untuk penataan gambar dan pengalaman visual.
Ekspresi warna semantik mengacu pada makna
yang diturunkan oleh hubungan yang mungkin
dari semua warna, atau kelompok warna yang
mungkin memiliki ide di luar melukis baik
melalui asosiasi, metafora, atau konvensi.
Keberadaan cahaya membuat suatu permukaan
akan terlihat secara jelas dan warna-warna pigmen
memberikan sentuhan yang lebih mendekati
realitas yang juga mencerminkan bentuk menjadi
terlihat keindahannya. Keterikatan pandangan
visual menimbulkan stimulan untuk membangun
emosi, dan menguatkan sehingga warna menjadi
daya tarik dari sebuah unsur yang terdapat pada
sebuah karya
Dalam sumber cahaya, warna berada pada
gelombang elektromagnetis. Pada gelombang ini
juga terdapat frekuensi yang biasa disebut dengan
spektrum elektromagnetis. Gelombang ini
bersifat radiasi atau biasa disebut sinar, dan tidak
dapat dilihat oleh mata. Namun Thomas Kelvin menemukan
adanya perbedaan tinggi rendahnya suhu warna
yang didapati dari warna cahaya. Warna cahaya
seperti biru memiliki suhu 5600K yang biasa
disebut daylight, warna hijau memiliki suhu
4900K atau biasa disebut flourensence, dan warna
merah memiliki suhu 3600K yang biasa disebut
tungsten. Pengukuran suhu warna ini kemudian
popular dengan sebutan Kelvin Meter.
Pada frekuensi cahaya, warna aditif merupakan
warna utama cahaya. Iluminasi cahaya didapati
melalui warna merah, hijau dan biru. Ketiga warna
ini bila disatukan menjadi warna putih. Kemudian
kita mengetahui bahwa sumber cahaya selain dari
natural light adalah artificial light. Kebutuhan
terhadap artificial light dapat diaplikasikan untuk
keperluan industri fotografi dan film. Warna juga terdapat pada material yang secara spesifik
menyerap pigmen. Pada material ini terdapat
kandungan warna magenta, kuning dan cyan.
Lalu ada standarisasi bagian warna pigmen yang
diterapkan terutama untuk warna kulit manusia
3. Warna Sebagai Betuk Ekspresif
Colorist digital dapat dengan mudah menargetkan
rentang warna tertentu selama pascaproduksi dan
mengubahnya menjadi rona berbeda. Namun,
sampai tahun 1990-an, warna profilmik tetap
tidak dapat diubah. Sebab biru tetap biru ketika difilmkan, tidak peduli apa stok film warna yang
digunakan. Jika fotografer atau pun pembuat
film ingin memberikan pengaruh transformatif
pada warna alami, maka memerlukan teknik
ekstrem yang berfokus pada warna yang ada di
depan lensa. Michaelangelo Antonioni menekan
dan mengubah warna alami untuk menciptakan
apa yang disebut Rudolf Arnheim dalam diskusi
tentang film L’Avventura (1960) sebagai “koreksi
kosmetik pada kenyataan”. Asumsi mendasar
Antonioni adalah bahwa untuk membuat
warna mengekspresikan apa pun, perlu untuk
memecahkan indeksikalitas hubungan antara
objek dan warna yang terkait dengannya. (Misek
35)
4. Warna Sebagai Interpretasi (Tafsir) Rasa
Secara prinsip para pembuat film mengikat
dirinya dengan pikiran dan pengalaman sebagai
suatu ungkapan, untuk mewujudkan penempatan
warna dengan unsur-unsurnya sebagai satu pemaknaan tertentu. Sementara kemampuan
penonton dalam menilai dan memberikan makna
juga dilandasi oleh latar belakang dan wawasan
yang dimilikinya
Pada pemikiran teori filsafat persepsi, realisme naif
(juga dikenal sebagai realisme langsung, realisme
perseptual, atau realisme akal sehat) adalah
gagasan bahwa indra memberi kita kesadaran
langsung terhadap objek sebagaimana adanya
(Snijders 157). Konsisten dengan teori persepsi
naif realis atau relasionalis, yang menurut Keith
Allen (2016) pengalaman perseptual bukanlah
peristiwa representasional, melainkan peristiwa
relasional yang sebagian dibentuk oleh objek,
sifat, dan hubungan yang independen dalam
pikiran. (Allen 12
5. Warna Sebagai Representasi (Mewakili) Rasa
Kesamaan akan pengalaman terhadap situasi
tertentu menjadi menarik ketika ada nilai
kebebasan dalam menginterpretasikan situasi
dan pemaknaan tertentu. Banyak karya fotografi
dan film yang memberikan warna sebagai
nuansa dengan muatan psikologis. Kesan makna
yang hadir bisa lembut atau keras hanya karena
tampilan warna. Kesan baru atau lama juga dapat
diinterpretasi dari warna. bahwa warna memiliki daya
tarik yang bukan hanya sekadar kemasan (look)
tetapi juga daya tarik suasana (mood)
Warna memang memiliki kepribadian yang
berbeda dan bahasanya sendiri yang secara
visual bisa membantu mendefinisikan karakter
utama atau pendukung sebuah cerita. Beberapa
karya fotografi atau pun film menggunakan
transformasi warna, atau turunannya, untuk
mendukung evolusi karakter dan cerita. Tiap
frame memiliki satu adegan penting untuk
menangkap peran warna dalam menentukan
karakter atau memperluas cerita. Akibatnya,
beberapa tensi apa yang terlihat di frame lebih
panjang dari yang lain. Jika lebih dari satu warna
dieksplorasi dalam sebuah bentuk visual, maka
film dengan warna merupakan pengaruh utama
dalam cerita. Warna lainnya akan dikodekan di
bawah ikon “warna pendukung” di setiap cerita.
(Bellatoni xxv-xxiv)
Pakar psikologi warna asal Swiss dan pendiri
psikologi analitis, Carl Jung, menulis tentang
disposisi psikis atau arketipe yang merupakan
representasi dari alam bawah sadar. Jung
mengartikan warna tertentu untuk tujuan
pemahaman. Sigmund Freud, bapak psikologi
modern, juga tertarik pada bagaimana warna
memengaruhi pikiran. Eksplorasi Freud tentang
pentingnya mimpi mencakup analisis makna
warna tertentu dalam mimpi untuk kehidupan
sadar seseorang. (Sherin 80).
6. Warna Dan Visualisasi Rasa
Melengkapi bagian rasa, maka tidak lengkap
apabila bentuk fisik yang ditangkap secara
visual terabaikan. Bentuk fisik juga menjadi
bagian yang memberikan dasar permukaan
dari warna. Bentuk yang mendasari bagian dari
dimensi ruang memperlihatkan segi keindahan,
karena memiliki struktur yang menampilkan
guratan garis dari setiap unsur bentuk dengan
dimensi datar (2 dimensi) dan dimensi isi (3
dimensi). Sehingga bentuk yang memiliki warna
dapat memberikan pemaknaan yang berbeda
berdasarkan faktor emotif atau membangkitkan
emosi, yakni pergeseran makna yang ditandai oleh
adanya asosiasi, analogi, maupun perbandingan
dalam pemakaian bentuk bahasa. Pemikiran
tentang asosiasi, analogi dan perbandingan
menjadi bagian dari interpretasi terhadap bentuk
metaforis atau terjadinya peralihan bentuk, baik
secara metafora antromorfis, metafora binatang,
dan metafora sine-estetis
Kesimpulan
Warna merupakan kompenan cahaya (spektrum eletromagnetik) yang direspon oleh mata dan ditangkap sebagai warna yang dikenali oleh mata manusia. Sebagai salah satu elemen dalam sebuah komposis. Warna memiliki peran penting yang dapat mempengaruhi pembentukan persepsi pengamat. Persepsi mengenai warna dipengaruhi oleh latar belakang induvidual pengamat yang meliputi karakter induvidu, latar belakang sosial budaya maupun kemampuan induvidu dalam menagkap warna-warna tersebut.
Memaknai warna dalam dunia visual bukan menjadi sesuatu yang mudah. sebab sering kali kita mengabaikan warna, karena keadan yang kita alami adalah bentuk kesadaran dalam proses penglihatan. sehingga untuk menandai warna sebagai satu pesan atau makna dibutuhkan pendalaman tentang keberadaan warna itu sendiri.
Daftar Pusataka
https://marwansetiawan.medium.com/teori-warna-menurut-para-ahli-2d6c8fac7e36
https://serupa.id/teori-warna/
6.-dedih-nur-fajar-paksi-imaji-2021-no.2-juli-1-90-97
Komentar
Posting Komentar